Jumat, 26 Januari 2018

Senja



SENJA KLASIK
Oleh : Naila Nihayah



 

Aku berdiri di pinggiran laut,
Ditemani deburan ombak
Yang masih setia menabrakkan diri
Pada karang bebatuan
Sedangkan yang ditabrak, hanya diam tak bergeming
Ku lihat para nelayan itu, mulai melaut
Mengais receh demi receh
Tuk menafkahi keluarga di rumah
Matahari sebesar buah semangka itu,
Perlahan mulai mengundurkan diri
Beristirahat di singgasananya
Setelah seharian bekerja keras,
Menerangi setiap langkah kaki yang ku pijakkan
Deru langkah semakin terdengar nyata
Ku balikkan tubuhku,
Ternyata kau datang bersama tenggelamnya matahari
Kau tersenyum ke arahku
Seakan senja beralih ke wajahmu,
Yang terpahat sempurna
Kau tahu bukan, bahwa aku menyukai senja ?
Dan tahukah kau,
Apa lagi yang lebih menarik daripada senja ?
Kau benar,
Kaulah yang mampu mengalahkan pesona senja
Begitu sesempurna inikah ciptaanmu, Tuhan ?

Magelang, 28 November 2017

Kehilanganmu

Kehilanganmu adalah sebuah kenyataan dalam khayalan.
Dulu mungakin tak mungkin kita berpisah.
Kini khayalanku nyata.
Kamu telah tiada.
Dalam rasa percuma.
Dalam kenangan terasa hampa.
Dalam kenangan terasa hampa..

Apakah ini salahku yang sangat mudah menerima cinta ?
Atau salahmu yang menawarkan cinta dengan cuma-cuma ?

Aku tak mengerti dengan hatiku,
Mengapa aku tak bisa seperti orang lain
yang mudah melupakan rasa yang pernah singgah sementara ?
Mengapa aku tak bisa melupakan luka yang belum sepenuhnya pulih meski sudah ku obati dengan seribu cara ?

Apalah seberliku ini jalan takdirku ?
Aku harus bersikap bagaimana menghadapi kenyataan ini ?
Semakin ku berjalan ke depan, semakin banyak pula kerikil yang menghadang.

Kenapa ?
Aku hanya bisa merasakan perasaan ini.
Namun memilikinya hal yang mustahil tuk di jalani.

Melupanya bukanlah seperti cobaan.
Tapi membawaku pada api neraka yang tak tertahankan.
Merindunya bukan tidak menyakitkan.
Mencintanya seperti tertembus peluru panas.

Separah inikah aku dan kamu ?


#Rembang, 26 Januari 2018
👱 Naila Nihayah