Kamis, 09 November 2017

Suatu saat nanti

Jauh di atas sana, ada harapan yang tak bisa ku utarakan. Sekedar untuk berucap pun aku tak bisa, lidahku dibuatnya kelu. Yang kini aku lakukan hanyalah menyimak bagaimana otak beradu argumen dengan hati. Otak mengatakan, aku harus berdiri tegak menopang segala rasa dan asa yang dengan seenaknya menerobos benteng pertahananku. Jauh dalam lubuk hatiku menolak, aku tak bisa berdiri sendiri. Aku butuh sosok penyemangat yang dengan senang hati menyemangatiku setiap saat. Namun, lagi lagi otak mengatakan bahwa aku sendirilah yang akan menjadi penyemangat hidupku sendiri. Dan akhirnya hati membenarkan perkataan otak dengan pasrah meskipun ia sebenarnya tetap tidak setuju. Begitu lamanya aku menyimak perdebatan mereka, tanpa aku sadari ada sesosok wanita paruh baya yang dengan tangguhnya selalu menengadahkan tangan, meminta kepada Sang Pembuat Kehidupan. Demi kebahagiaanku, demi kesuksesanku, ia rela bangun di setiap sepertiga malam dengan kedua mata yang nampak sayu. Disini, aku hanyalah seorang wanita akhir zaman yang menginginkan kebahagiaan yang nyata bersama mereka, Surga Duniaku 💞
.
Magelang, 31 Oktober 2017
👩 Naila Nihayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar