Dikala sore itu, sepenggal rasa telah tertinggal. Menguap bersama dinginnya hujan. pekat, lekat dan dekat. semakin lama semakin berkurang. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Dikala sore itu, burung-burung tak lagi berkicau. hanya ada gemericik air yang mengigau. menyeruak sesak di ujung pundak. Hatiku tak lagi sama. kedatanganmu membuat semuanya berbeda.
Oku hanyalah punggung teduh yang beruntung. Merasakan indah dan skitnya senja secara bersamaan. Mungkin banyak yang mengira ini adalah ungkapan kesedihan. Padahal, disini ku tuangkan segalanya. Sedih, senang, kecewa, terluka dan gembira.
Hanya saja rangkuman kecil ini tak cukup menggambarkan itu semua. Gemericik di luar sana masih terasa. Mengabur dan mengubur harapan yang mencoba menjadi nyata. Aku terus bertanya, aku harus apa ? Tidak ada yang bisa menjawab. Bahkan hatiku sendiri tak mampu menjawabnya.
Hari ini senja nampak bahagia. Tak terganggu oleh derasnya hujan yang melanda. Untuk sekali lagi, aku terhanyut dalam suasana. Haru ku jangan lagi ditanya. Hari ini, ada dia yang muncul kembali sampai saat aku sudah mulai lupa. Lupa tentang dia.
.
.
👧 Naila Nihayah
Rembang, 31 Juli 2018
Ketika rangkaian kata tak dapat terucap, hanya lewat coretan lah yang mampu mewakili perasaan yang kian berkecamuk, membunuh dengan tega setiap detik perjalanan hidup. Tanpa mengetahui apa makna yang terselip dalam benak :)
Selasa, 31 Juli 2018
Luka dan Cerita
Ini tentang sebuah rasa. rasa yang pernah singgah, meski hanya sesaat, namun rasa itu membekas, menancap dalam sanubari.
bolehkah aku memilih?
jika boleh, aku lebih memilih dia yang pernah memberikan rasa dan asa secara bersamaan.
dia yang dulunya mampu membuatku tersenyum dan tertawa akan tingkahnya yang tak pernah ku duga.
dia yang membuatku sedih ketika sehari saja tak mendengar kabar darinya. lebay? memang. ku akui itu.
dia yang ku gantungkan kebahagiaanku di genggamannya.
dia yang tak pernah menuntutku menjadi orang lain.
dia yang pernah mencintaiku,
dia yang pernah memberikan warna dalam hidupku.
ah, mengapa kenangan bersamanya berputar bak kaset rusak?
terus berputar tanpa arah. menyisakan goresan luka yang semakin menganga.
aku sadar, tak sepantasnya aku terlalu mengharapkan akan terus bersamanya. nyatanya sekarang, dia pergi jauh membawa serta kepingan hatiku yang dibuatnya terluka. inilah yang aku khawatirkan. dia datang dan pergi seenaknya, sedangkan aku disini masih terus saja menunggunya. meski itu adalah hal yang mustahil.
aku tak pernah menyesal pernah menitipkan separuh hatiku untuknya. meskipun memang sekarang dia pergi, meninggalkan kepingan cerita.
memang benar, ada yang rela terluka demi sebuah cerita. ya, itu aku.
bagiku, luka akan membuatku semakin dewasa. dewasa menyikapi alur kehidupan yang terus saja mempermainkanku.
aku percaya, bahwa janji Allah SWT itu pasti. janji-janjinya yang pernah diutarakanpun, akan kalah dengan janji-Nya. dan aku lebih mempercayai-Nya.
sekarang, cukup memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi. memantaskan diri agar aku ini memang pantas untuk dicintai oleh seseorang.
fokus cari ilmu, capai cita-cita, gapai prestasi !
.
👧 Naila Nihayah
Rembang, 31 Juli 2018
bolehkah aku memilih?
jika boleh, aku lebih memilih dia yang pernah memberikan rasa dan asa secara bersamaan.
dia yang dulunya mampu membuatku tersenyum dan tertawa akan tingkahnya yang tak pernah ku duga.
dia yang membuatku sedih ketika sehari saja tak mendengar kabar darinya. lebay? memang. ku akui itu.
dia yang ku gantungkan kebahagiaanku di genggamannya.
dia yang tak pernah menuntutku menjadi orang lain.
dia yang pernah mencintaiku,
dia yang pernah memberikan warna dalam hidupku.
ah, mengapa kenangan bersamanya berputar bak kaset rusak?
terus berputar tanpa arah. menyisakan goresan luka yang semakin menganga.
aku sadar, tak sepantasnya aku terlalu mengharapkan akan terus bersamanya. nyatanya sekarang, dia pergi jauh membawa serta kepingan hatiku yang dibuatnya terluka. inilah yang aku khawatirkan. dia datang dan pergi seenaknya, sedangkan aku disini masih terus saja menunggunya. meski itu adalah hal yang mustahil.
aku tak pernah menyesal pernah menitipkan separuh hatiku untuknya. meskipun memang sekarang dia pergi, meninggalkan kepingan cerita.
memang benar, ada yang rela terluka demi sebuah cerita. ya, itu aku.
bagiku, luka akan membuatku semakin dewasa. dewasa menyikapi alur kehidupan yang terus saja mempermainkanku.
aku percaya, bahwa janji Allah SWT itu pasti. janji-janjinya yang pernah diutarakanpun, akan kalah dengan janji-Nya. dan aku lebih mempercayai-Nya.
sekarang, cukup memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi. memantaskan diri agar aku ini memang pantas untuk dicintai oleh seseorang.
fokus cari ilmu, capai cita-cita, gapai prestasi !
.
👧 Naila Nihayah
Rembang, 31 Juli 2018
Langganan:
Postingan (Atom)